- Back to Home »
- Bahan Bakar Hidrogen
Tak dapat disanggah lagi bahwa energi merupakan kebutuhan pokok
manusia. Buktinya, konservasi energi terus dilakukan. Kayu, batubara,
hingga minyak bumi adalah sederetan sumber energi yang stoknya mulai
menipis. Kayu kurang efisien dijadikan energi karena dibutuhkan dalam
jumlah yang besar sehingga berdampak global warming. Batubara
dan minyak bumi telah menipis setelah dikeruk sekian lamanya. Maka dari
itu, ilmuwan terus meneliti dan berusaha menemukan sumber energi baru
untuk mengatasi masalah tersebut dengan energi terbarukan.
Mengeksplorasi sumber energi menjadi hal penting diera sekarang. Tiap
negara terus berusaha lepas dari ketergantungan energi dari negara
lain. Minyak bumi sebagai energi massal sekarang, dikuasai oleh
negara-negara timur laut. Ladang minyak sangat berlimpah di negara
tersebut. Dengan sumber daya alam dan manusia yang memadai, mereka dapat
mandiri dan memakmurkan bangsa dan negaranya. Tetapi lain halnya dengan
negara yang bermodal sumber daya manusia, seperti Jepang, Cina,
Belanda, India, dan Brazil. Mereka hanya memiliki segelintir ladang
energi. Namun dengan sumber daya manusia yang memadai, mereka dapat
mengonversi dan mengeksplorasikan apa yang ada di negaranya menjadi
energi untuk mencukupi kebutuhan energi bangsanya. Bagaimana kondisi
bangsa Indonesia dengan kebutuhan energi?
Mancanegara mengakui bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang
berlimpah. Minyak bumi, gas, angin, sinar matahari, panas bumi, dan air
merupakan sumber energi berpotensi di Indonesia. Bandingkanlah kondisi
bangsa Indonesia dengan negara yang bermodal sumber daya manusia.
Tercatat, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2011
mencapai 30,02 juta orang (12,49 persen), turun 1,00 juta orang (0,84
persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2010 yang sebesar
31,02 juta orang (13,33 persen) 1).
Akar dari masalah tersebut adalah tidak tercukupnya kebutuhan energi
rakyat yang berdampak dengan inflasi. Penurunan jumlah kemiskinan secara
statistik menjadi langkah penting bagi Indonesia. Di tahun 2012 ini,
pemerintah merencanakan menaikkan harga BBM. Kenaikan harga tersebut
akan berdampak dengan harga barang lainnya. Apalagi diakumulasikan
dengan uang dari kasus korupsi. Apakah tingkat kemiskinan menurun?
Untuk keluar dari masalah energi, kita perlu mengeksplorasi potensi
yang ada. BBG atau bahan bakar gas dapat dipertimbangkan menjadi
alternatif. Demikian juga dengan batubara. Namun, gas dan batubara
tergolong sebagai bahan bakar fosil, energi tak terbarukan, sehingga
belum efektif untuk memenuhi kebutuhan energi kita. Berdasarkan
penelitian tahun 2005, batubara akan habis hingga 252 tahun lagi, minyak
mentah dalam jangka waktu 32 tahun lagi, dan gas alam hanya tersisa 72
tahun lagi 2). Bahan bakar hidrogen, biomassa, panas bumi, dan kekuatan alam dapat menjadi pertimbangan untuk bebas dari bahan bakar fosil.
Dari sekian banyak energi terbarukan, BBH atau bahan bakar hidrogen
merupakan energi yang ramah lingkungan. Produk hasil pembakarannya hanya
air sehingga tidak menjadi polusi. BBH telah digunakan sebagai bahan
bakar roket. Dengan hidrogen yang relatif sedikit direaksikan dengan
oksigen menghasilkan energi yang dapat mengantarkan roket keluar
angkasa. Prinsip ini telah menjadi pemikiran eropa untuk mencanangkan
BBH sebagai sumber energi nasional, seperti Swedia dan Inggris.
Indonesia yang memiliki sumber hidrogen berlimpah dapat dieksplorasi
menjadi energi sehingga pencanangan BBH sebagai sumber energi nasional
sangat cocok diterapkan.
Apa Itu BBH?
BBH atau bahan bakar hidrogen atau fuel cell adalah sumber energi masa depan bersifat ecoenergy
dengan proses pembakaran yang hanya menghasilkan air dan energi
(listrik dan panas). BBH berbeda dengan kerja aki. Jika aki menghabiskan
zat dari dalam untuk bekerja, sel bahan bakar memanfaatkan zat dari
luar, seperti hidrogen dan oksigen, dan terus bekerja tanpa henti selama
sumber bahan bakar tersedia 3). Hidrogen dihasilkan melalui
proses tertentu dan disimpan, sedangkan oksigen berasal dari atmosfer.
Hidrogen yang disimpan akan dicampur dengan oksigen dari atmosfer dan
terjadi reaksi kimia. Reaksi ini merupakan pereaksian pembentukan air
yang membebaskan energi. Energi tersebut dikonversi menjadi listrik
hingga mendekati 100% dan sisanya adalah panas.
Mengapa Harus BBH?
Energi dapat dihasil dari berbagai cara, antara lain pembakaran,
reaksi inti, dan mekanik. Reaksi inti digunakan dalam nuklir. Mekanik
merupakan energi gerak secara fisika. Sedangkan pembakaran menggunakan
oksigen sebagai reaktan untuk melepaskan ikatan kimia sehingga
menghasilkan energi.
Menghasilkan energi dari BBH termasuk dalam proses pembakaran. Pembakaran BBH dapat diformulasikan :
Bandingkan dengan reaksi pembakaran gas alam (metana), minyak (minyak bumi), dan biomassa dengan pembakaran hidrogen. Formulasi pembakaran metana, minyak, biomassa secara berurutan:
Sumber Hidrogen
Hidrogen adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana 5).
Hidrogen merupakan molekul yang sangat reaktif. Keberadaan hidrogen dibumi lebih banyak membentuk senyawa dengan unsur lainnya. Contohnya metana (CH4), air (H2O), dan sebagainya.
Hidrogen secara industri dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil. Namun, hasil dari pembakaran bahan bakar mencemari lingkungan. Metana menjadi reaktan dengan proses steam reforming menghasilkan CO2, CO, H2S, hidrogen, dan energi. Karbon monoksida inilah yang menjadi limbah sehingga perlu handling yang baik.
Produksi hidrogen dapat dijadikan sebagai bahan bakar, bahan baku proses industri kimia, dan sumber energi listrik Fuel Cell. Namun untuk mendapat hidrogen tersebut dengan cara yang tergolong sulit dan mahal, antara lain dengan cara produksi hidrokarbon, gasifikasi, biomassa, biologis, dan hidrokarbon 6). Hal ini menjadi permasalahan penerapan BBH karena harga hidrogen mahal.
Ilmuwan saat ini sedang meneliti dan mencari cara menghasilkan hidrogen yang efektif dan efisien sehingga layak untuk dipasarkan secara massal. Beberapa ilmuwan yang meneliti menghasilkan hidrogen efektif dan efisien tersebut adalah Koda, Kanarev, Mizuno, dan lain-lain. Pemikiran Koda, selain pemecahan ikatan atom antara hidrogen dan oksigen dalam air menggunakan arus listrik, dapat ditambahkan juga penggunaan teknik vibrasi ultrasonik disertai dengan gelombang radio untuk menaikkan efisien. Kristal piezoelektrik dilekatkan di dasar kuba logam yang diletakkan pada bahan fleksibel (karet). Jika kristal distimulasi oleh arus listrik dengan frekuensi resonansi sekitar 42,7 kHz, maka kristal akan bergetar dan kubah logam ikut bergetar sehingga terjadi resonansi pada air dan terdisosiasi menjadi gas hidrogen dan oksigen. Kanarev (peneliti asal Kuba) dan Mizuno (peneliti asal Jepang) meneliti elektrolisis plasma untuk mendapat hidrogen. 7) FT UI juga sedang meneliti elektrolisis plasma non thermal pada air untuk menghasilkan hidrogen. Sir William Robert Grove (peneliti asal Inggris) Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keping platina serta tabung gas oksigen dan hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, di mana hidrogen dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik dengan arus sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt 8). Masih banyak peneliti yang berusaha mencari cara menghasilkan hidrogen yang efektif dan efisien.
Penggunaan BBH
Penggunaan BBH hampir sama dengan aki, perbedaannya hanya proses menghasilkan energinya. Sel bahan bakar dan batere komposisinya sama, keduanya terdiri dari dua elektroda yang dipisahkan oleh larutan elektrolit. Dalam sel bahan bakar, reaktan bahan bakar diberikan ke salah satu elektroda yang berpori-pori dan oksigen dimasukkan ke dalam elektroda berpori lainnya 9). Elektroda terdiri dua macam, yaitu anoda dan katoda. BBH diletakkan di anoda yang dicampurkan dengan katalisator sehingga terbentuk empat elektron dan hidrogen positif, diformulasikan sebagai berikut:
Kelebihan dan Kekurangannya?
Ada beberapa kelebihan penggunaan BBH. Dari berbagai aspek sangat menjanjikan jika diterapkan di Indonesia, seperti aspek lingkungan, SDA, kesehatan, dan sebagainya. Produk dari penggunaan energi BBH ini adalah air. Dalam keadaan uap dan es, air tidak membahayakan kecuali digunakan dalam bentuk negatif. Sumber hidrogen sangat berlimpah di Indonesia. Air, metana, laut, batubara, dan sebagainya dapat menjadi sumber. Untuk menciptakan ecoenergy, air dan air laut dapat menjadi sumber. Sumber ini tidak akan pernah habis. Air hanya mengalami siklus, namun jumlah air adalah tetap sehingga sumber BBH selalu terbarukan.
Dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan. Prinsip ini adalah mutlak bagi kita sebagai makhluk Allah SWT. Kekurangan dari BBH ini, antara lain : produksi, perawatan alat, dan pengaturan jumlah pemakai kendaraan. Untuk menggunakan BBH secara massal perlu produksi dalam skala besar. Biaya produksi, distribusi, dan konsumsi harus diatur dengan baik. Perawatan alat penghasil energi juga menjadi kendala. Pereaksian hidrogen dengan oksigen bukan hanya air saja yang dihasilkan, sinar UV menjadi produk sampingnya. Resiko ledakan sangat rentan dalam penggunaannya. Para peneliti terus mencari cara meminimalisasi ledakan tersebut. Selain itu, pengaturan jumlah pemakai kendaraan menjadi hal penting dalam penerapan penggunaan BBH. Masalah kemacetan tidak lepas dari penggunaan kendaraan yang banyak. Maka dari itu, perlu tindakan dari pemerintah yang baik sehingga penerapan penggunaan BBH tidak memberi dampak negatif bagi masyarakat.
Bagaimana Cara Penerapannya di Indonesia?
Melihat keadaan birokrasi yang sangat sulit, mungkin penerapan ini tidak berhasil. Peneliti, mahasiswa, hingga siswa dapat berkontribusi mencari dan menggali cara penerapan BBH yang efektif dan efisien. Penerapan BBH harus dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
Dengan menelaah dan mengetahui dampak penggunaan BBH, dalam penerapannya harus dapat meminimalisasi kerugian yang akan terjadi. Pembenahan birokrasi perlu dilakukan. Melihat keadaan saat ini, penerapan BBH belum bisa diterapkan. Peraturan, hukum, dan kewenangan dipermainkan. Penerapan BBH ini memerlukan tindakan yang cepat. Maka dari itu, diperlukan pemerintah yang peka dan cepat untuk mengatasi hal-hal yang dapat merugikan rakyat dan negara.
Peneliti dapat berkontribusi menuju penerapan BBH ini. Mahasiswa, LIPI, hingga siswa merupakan perangkat dari peneliti. Peran semua perangkat diperlukan dalam menggali dan mengekplorasi penerapan BBH dari segi produksi dan penggunaan. Dengan begitu, kerugian dalam penerapan BBH ini dapat diminimalisasi nantinya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi rakyat, secara perlahan kita dapat dialihkan BBM menjadi BBH. Untuk saat ini, BBG dan batubara dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan energi rakyat Indonesia. Melihat ke masa depan, BBH dapat menjadi program kerja jangka panjang dari pemerintah. Dengan begitu, kita dapat mandiri energi dan meningkatkan SDM menjadi lebih baik. INDONESIA BISA !