- Back to Home »
- tahukah kamu 10 Bangunan yang Secara Ajaib Selamat Dari Bencana dan Kehancuran Dahsyat
Posted by : Unknown
Rabu, 10 Desember 2014
Tak semua luluh lantak akibat bencana dahsyat. Masjid, gerbang kuil,
patung Yesus, pohon, bangunan berkubah tetap tegak berdiri meski
dihantam tsunami, topan, bahkan hentakan dari bom atom yang memanggang
manusia-manusia yang ada di sekitarnya.
Mungkin bangunan itu sedemikian kuat, atau Yang Kuasa sengaja
memeliharanya sebagai pengingat: bahwa harapan itu ada. Berikut 10
bangunan yang selamat dalam bencana dahsyat:
1. Masjid Rahmatullah, Aceh
Pada 26 Desember 2004, gempa 9,1 skala Richter mengguncang Samudera Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Lindu memicu tsunami dahsyat yang menyapu area pantai di sejumlah negara, lebih dari 230 ribu orang tewas, jutaan lainnya kehilangan tempat bernaung.
Salah satu kota paling terdampak adalah Lhoknga, dekat Banda Aceh. Kota ini nyaris rata dengan tanah, namun keajaiban terjadi, sebuah bangunan masjid berdiri tegah di tengah kehancuran. Sejumlah orang yakin, kuasa Illahi menyelamatkan Masjid Rahmatullah tersebut.
Kejaiban itu juga tertangkap satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Foto Lhoknga dari angkasa luar menunjukkan fitur melingkar berwarna putih. Itu adalah sebuah masjid yang selamat dan berdiri kokoh di tengah segala kehancuran.
2. Gerbang Brandenburg
Berlokasi di Pariser Platz, gerbang itu adalah satu-satunya bangunan yang masih tegak pasca bombardir Sekutu pada 1945, meski dalam kondisi rusak parah akibat berondongan peluru dan ledakan di dekatnya.
Ketika Revolusi 1989 terjadi dan Tembok Berlin runtuh, Gerbang Brandenburg menggambarkan kebebasan dan keinginan menyatukan Kota Berlin.
Tanggal 22 Desember 1989, Gerbang Brandenburg dibuka kembali. Kanselir Jerman Barat saat itu, Helmut Kohl, berjalan melaluinya dan disambut oleh Hans Modrow, Perdana Menteri Jerman Timur.
Dua tahun sebelumnya, pada 12 Juni 1987, Presiden AS Ronald Reagan berbicara kepada warga Berlin Barat di Gerbang Brandenburg, menuntut pembukaan Tembok Berlin. Kata-katanya ditujukan pada pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
"Sekretaris Jenderal Gorbachev, bila Anda mencari perdamaian, bila Anda mencari kemakmuran Uni Soviet dan Eropa Timur, bila Anda mencari kebebasan: Datanglah ke gerbang ini! Tuan Gorbachev, bukalah gerbang ini! Tn. Gorbachev, runtuhkan tembok ini!"
Setelah reunifikasi yang menyatukan Jerman, gerbang tersebut direnovasi besar-besaran pada tahun 2000.
3. Gerbang Kuil Sanno
Torri-nya yang hanya tinggal separuh adalah akibat dari ledakan bom atom pada 9 Agustus 1945. Salah satu kaki gerbang runtuh, namun yang satunya masih tegak berdiri meski terpuntir 30 derajat dari pondasinya.
"Satu kaki gerbang itu terenggut oleh percobaan perang nuklir pertama dalam sejarah manusia. Diam-diam ia menunjuk pada kegelisahan manusia dan kegelisahan yang dirasakan planet rapuh ini atas ancaman bencana nuklir.
Dua pohon yang masih berdiri di Kuil Sanno juga menjadi saksi hidup kehancuran dan kebangkitan Nagasaki. Dua pohon kamper (Cinnamomum camphora) hangus, terbakar, seluruh daunnya rontok akibat gelombang kejut bom atom. Meski demikian, tumbuhan itu selamat.
Salah satu pohon dijadikan monumen hidup pada 15 Februari 1969. Ajaibnya, bagian mati dari pokok itu ditutupi oleh akar baru yang tumbuh kemudian.
4. Pohon Pinus 'Ajaib'
Pohon itu bertahan hidup 18 bulan setelah bencana, sebelum akhirnya takluk pada kondisi alam yang tak lagi bersahabat, akibat tanah yang terlalu asin karena menyerap air laut yang dibawa tsunami.
Selama masa hidupnya yang mencapai 173 tahun, pohon itu selamat dari 3 tsunami besar, 1896, 1933, dan 2011. Setelah pinus itu mati, ia ditebang dan diawetkan.
Pohon itu 'dihidupkan' lagi sebagai monumen, 2 tahun setelah bencana. Batangnya diperkuat dengan batubara, sementara cabang bagian atas dan dedaunannya diganti replika dari plastik.
"Bagi mereka yang menderita dan kehilangan akibat bencana, pinus ajaib itu memberi kan kekuatan dan harapan untuk meneruskan hidup," kata Walikota Rikuzentakata, Futoshi Toba.
5. Kubah Bom Atom
Gedung yang berlokasi 160 meter dari pusat ledakan bom atom mengalami kerusakan hebat, namun tak sepenuhnya hancur. Menjadi satu-satunya struktur tersisa di dekat titik jatuhnya si 'Little Boy'.
Kubah itu sempat menjadi subjek kontroversi, sejumlah penduduk lokal menginginkannya dirubuhkan, lainnya menuntut tetap dilestarikan sebagai pengingat kejadian bom atom sekaligus simbol perdamaian.
Akhirnya, saat rekonstruksi Hiroshima dimulai, gedung yang tinggal rangkanya itu tetap dipertahankan dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1996.
Bomber bom atom Hiroshima terakhir yang bertahan hidup, Theodore Van Kirk tutup usia akhir Juli 2014 lalu. Saat diwawancara pada tahun 2005, Van Kirk mengatakan, berdasarkan pengalamannya selama Perang Dunia II, perang apalagi penggunaan bom atom sama sekali tak menyelesaikan masalah. Ia ingin senjata semacam itu dimusnahkan.
6. Pagoda yang Selamat dari 46 Gempa
Pagoda lima lantai itu berdiri di lokasi Sai-in, menjulang dengan ketinggian 32,45 meter, dengan luasan 20 x 20 meter. Merupakan salah satu bangunan kayu paling tua dalam sejarah.
Kayu yang digunakan sebagai pilar utama dianalisis ditebang pada tahun 594 Masehi. Pertanyaannya, bagaimana bisa pagoda itu tak menyerah oleh getaran dan guncangan? Semua berkat teknologi.
Teknologi pagoda bertingkat sampai di Jepang selama Abad ke-6, seiring penyebaran agama Buddha dari China.
Di Tiongkok, pagoda biasanya dibangun dengan batu. Namun, mempertimbangkan ketidakstabilan seismik Jepang dan curah hujan tahunan yang lebih tinggi, pembangunannya dimodifikasi dalam tiga cara: penggunaan atap lebar dan berat, lantai yang tak menyambung, dan shinbashira (tiang penyangga utama) yang meredam guncangan.
Pilar utama pagoda berada 3 meter di bawah permukaan tanah, di bawah permukaan fondasi dari batu besar yang membentang di tanah.
7. Menara Pisa
Menara tersebut terletak di belakang katedral dan merupakan bangunan ketiga Campo dei Miracoli (lapangan pelangi) di Kota Pisa.
Menara Pisa sebenarnya dibuat agar berdiri secara vertikal seperti menara lonceng pada umumnya, namun mulai miring tak lama setelah pembangunannya dimulai pada Agustus 1173.
Selama Perang Dunia II, Kota Pisa di bawah kendali Jerman, menara tersebut digunakan sebagai pos observasi. Karena itulah bangunan itu nyaris dibom dan dihancurkan pasukan Sekutu.
Berkat Sersan Leon Weckstein, yang ditugaskan untuk mengobservasi menara tersebut, memutuskan untuk menyelamatkannya. Ia terkesima dengan keindahannya.
Padahal perintah untuk tentara yang saat itu baru berumur 23 tahun itu gamblang. "Jika kau melihat sesuatu mencurigakan, jangan tunggu apapun, minta tembakan dilancarkan," demikian seperti dikutip dari The Guardian.
Sebelum tembakan sempat dilakukan untuk meruntuhkan menara itu, Jerman melakukan serangan udara, ia dan rekannya diminta kembali ke markas. Para pejabat keamanan Sekutu menargetkan serangan berbeda, Menara Pisa selamat.
Namun, apakah saat itu pasukan Jerman berada di menara itu, belum diketahui, namun Weckstein berpendapat, "Kau tahu? Aku sudah memikirkan selama 50 tahun, dan aku yakin mereka ada di sana."
8. Patung Yesus di Tengah Topan Haiyan
Di tengah kekacauan itu, ada yang selamat tetap berdiri dan merentangkan tangannya: sebuah patung Yesus Kristus.
Patung itu selamat dari terjangan badai di Kota Tanauan. Membuatnya menjadi simbol harapan bagi mereka yang kala itu berjuang untuk selamat dari trauma akibat bencana yang menewaskan lebih dari 6.000 orang.
9. Salib yang Lolos dari Kebakaran
Sekitar 100 pemadam berjibaku memadamkan api. Petugas dan jemaat terkesima menyaksikan salib kayu yang lolos dari api. Sejumlah orang yakin, itu adalah pertanda bahwa gereja harus dibangun kembali.
10. Menara Air Chicago
Menara air itu dan stasiun pemompa air di dekatnya adalah 2 bangunan publik yang tersisa di pusat kota Chicago, dari kebakaran hebat 'Great Chicago Fire of 1871' yang nyaris menghanguskan seluruh kota.
Sejak saat itu, menara air itu menjadi ikon kesayangan kota, yang menjadi simbol daya tahan Chicago.
Bangunan tersebut menghadapi sejumlah ancaman penghancuran beberapa kali, pada tahun 1906, 1918, dan 1948, namun berkali-kali publik menyelamatkannya. Menara air direstorasi besar-besaran pada 1962.